Catatan marah buat Tok Guru Jadian.
Beberapa hari ini ada seorang Tok Guru Jadian memperlecehkan Dr. Yusuf Al-Qaradhawi. Selain mempertikaikan fatwa-fatwanya, dia mengatakan kembang tengkok bila dengar nama Dr. Yusuf Al-Qaradhawi.
Saya tak heran kalau ada orang merasa kembang tengkok bila dengar nama Dr. Yusuf Al-Qaradhawi. Memang begitu rasanya kalau makan daging orang mati. Lebih-lebih lagi kalau daging itu daging ulama. Daging ulama itu beracun. Makan daging beracun manakan tidak kembang tengkok?
Demikian disebutkan dalam satu ibarat yang masyhur dan sandarannya kepada kata-kata seorang ulama yang bernama Al-Hafiz Abu Al-Qasim Ali bin Al-Hasan Hibbatullah Ibn Asakir Ad-Damsyiqi.
Keilmuan hanya pada tahap ruwaibidhah tapi mengaku sebagai Tok Guru. Mengaku mengaji kitab dari kulit ke kulit. Apa nak hebat kalau hanya buka kulit depan dan kemudian kulit belakang! Isi Kitab satu pun tak hadam. Tak terjelma dalam diri. Sementara, tak ada satu kitab pun yang diterbitkannya untuk jadi rujukan ummat. Jauh sekali untuk berada di tangga ulama sekalipun anak tangga yang pertama dari ratusan anak tangga. Sedangkan kitab Dr. Yusuf Al-Qaradhawi memenuhi kutubkhanah seluruh dunia.
Orang itu hidupnya tidak memberi manfaat dan matinya tidak akan diingat. Dia hanya anjing menyalak bukit. Ulama seperti Dr. Yusuf Al-Qaradhawi telah menjadi bukit dalam dunia ilmu. Penyalaknya tidak akan memberikan apa-apa kesan, Hanya kasihanlah buat sang penyalak.
Agama tidak memetik jasa Tok Guru jadian itu sekelumit pun.